"Seseorang yang memiliki tujuan hidup yang jelas maka ia akan dapat meraih impiannya meskipun dengan jalan yang sulit, seseorang dengan tujuan hidup yang tidak jelas maka ia akan sulit meraih impiannya meskipun jalannya mudah" (Thomas Charlyle)
Berikut ini adalah program untuk membuat sebuah kalkulator sederhana dengan bahasa C. Di dalam propgram ini saya menggunakan pengulangan DO WHILE, agar kita bisa menentukan apakah kita keluar dari program, atau kita ingin mengulangi operasi.
Program yang tercakup dalam kalkulator sederhana ini meliputi:
1. Penjumlahan
2. Pengurangan
3. Perkalian
4. Pembagian
5. Perpangkatan
6. KPK
7. FPB
8. Cek Prima
Listing Program:
#include
int isprima(int x);
float pangkat (float basis, int n);
float kpk(int x, int y);
float fpb(int x, int y);
main()
{
float X,Y,hasil;
int A,B,pilihan;
int Z;
char ulangi;
do{
printf("Pilihan operasi: ");
printf("\n1. X + Y\n2. X - Y\n3. X x Y\n4. X / Y");
printf("\n5. X Pangkat Y\n6. KPK X dan Y\n7. FPB X dan Y\n8. Cek prima X");
printf("\nPilihan anda: ");scanf("%d",&pilihan);
switch(pilihan)
{
case 1:
printf("\nX = ");scanf("%f",&X);
printf("Y = ");scanf("%f",&Y);
hasil = X + Y;
break;
case 2:
printf("\nX = ");scanf("%f",&X);
printf("Y = ");scanf("%f",&Y);
hasil = X - Y;
break;
case 3:
printf("\nX = ");scanf("%f",&X);
printf("Y = ");scanf("%f",&Y);
hasil = X * Y;
break;
case 4:
printf("\nX = ");scanf("%f",&X);
printf("Y = ");scanf("%f",&Y);
hasil = X / Y;
break;
case 5:
printf("\nX = ");scanf("%f",&X);
printf("Y = ");scanf("%d",&B);
hasil = pangkat(X,B);
break;
case 6:
printf("\nX = ");scanf("%d",&A);
printf("Y = ");scanf("%d",&B);
Z = kpk(A,B);
hasil = Z;
break;
case 7:
printf("\nX = ");scanf("%d",&A);
printf("Y = ");scanf("%d",&B);
Z = fpb(A,B);
hasil = Z;
break;
case 8:
printf("\nX = ");scanf("%d",&A);
Z = isprima(A);
if (Z==1)
printf("X adalah bilangan prima\n");
else
printf("X bukan bilangan prima\n");
break;
default:
printf("Pilihan anda salah!!");
}
if((pilihan<=7) && (pilihan>=1))
printf("Hasil = %f",hasil);
printf("\n");
printf("Ulangi operasi (Y/N)? ");
scanf("%s",&ulangi);
}while((ulangi=='Y')||(ulangi=='y'));
}
int isprima(int x)
{
int n,t=1,s;
if ( x < 2 )
{s = 0;}
else
{
for (n=2;t!=0;n++)
{
t = x%n;
}
n--;
if(n==x)
{s = 1;}
else
{s = 0;}
}
return (s);
}
float pangkat (float basis, int n)
{
int i;
float p;
p = 1;
for (i = 1; i <= n; ++i)
p = p* basis;
return p;
}
float kpk(int x, int y)
{
int w=1,n;
int z;
if (x < y)
{
for (n=1; w != 0; n++)
{ z = y * n;
w = z % x;
}
}
else
{
for (n=1; w != 0; n++)
{ z = x * n;
w = z % y;
}
}
return (z);
}
Bentuk pangkat umumnya digunakan untuk menyatakan suatu bilangan yang sangat kecil atau sangat besar. adanya bentuk pangkat memudahkan kita dalam menuliskan suatu bilangan. Akan tetapi, kadang kita merasa kesulitan dalam menyelesaikan operasi yang berkaitan dengan bentuk pangkat bulat.
agar lebih mudah dalam menyederhanakan operasi bentuk pangkat pelajarilah ilustrasi berikut ini
A. Perbandingan Trigonometri Suatu Sudut pada Segitiga Siku-siku
Gambar di samping adalah segitiga siku-siku dengan titik sudut sikunya di C. Panjang sisi di hadapan sudut A adalah a, panjang sisi di hadapan sudut B adalah b, dan panjang sisi di hadapan sudut C adalah c.
Terhadap sudut a:
Sisi a disebut sisi siku-siku di depan sudut a
Sisi b disebut sisi siku-siku di dekat (berimpit) sudut a
Sisi c (sisi miring) disebut hipotenusa
Berdasarkan keterangan di atas, didefinisikan 6 (enam) perbandingan trigonometri terhadap sudut a sebagai berikut:
Berbagai Macam Media yang Digunakan dalam Penjumlahan
Bagi siswa sekolah dasar, penjumlahan terhadap suatu bilangan terkadang menjadi sesuatu yang sangat sulit. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan media dalam proses pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami penjumlahan. Media ini digunakan untuk membawa siswa mengenal secara nyata konsep penjumlahan. Media yang dapat digunakan antara lain:
1. Himpunan dengan Benda Konkrit
Benda konkrit yang digunakan adalah jeruk, apel, lidi, sedotan dan jugabenda yang terdapat pada alam sekitar.
2. Tangga Garis Bilangan
Alat peraga ini dapat kita buat dari kertas manila, kertas karton atau kertastebal lainnya yang cukup kuat. Kertasnya memanjang seperti pita dandibagian atasnya digambar garis bilangan dengan tangga-tangganya.
Tangga-tangga ini adalah batas ruas garis pada garis bilangan itu. Buatlahgambar orang yang sedang berjalan dari kertas lain kemudian tempelkanpada kotak yang diinginkan seperti gambar di bawah ini :
Gambar 1. Tangga garis bilangan
3. Timbangan Bilangan / Neraca Bilangan
Timbangan bilangan atau neraca bilangan dapat digunakan dalampenjumlahan. Timbangan terdiri dari lengan, jarum penunjuk, pemberat atauanak timbangan, tiang dan kaki.
Gambar 2 : Neraca Bilangan
Keterangan :
1. Lengan
2. Jarum Penunjuk
3. Pemberat/anak timbangan
4. Tiang
5. Kaki
4. Papan Planel
Papan ini terdiri dari sebuah papan datar atau tripleks yang agak tebal atauteakblok dan dibungkus oleh kain planel. Kemudian benda-benda yang akanditempelkan dibuat dari bahan yang tipis dan datar dan dari kertas atautripleks yang di bagian belakangnya ditempelkan amplas kasar menghadapkeluar. Benda-benda yang memakai amplas ini diharuskan dapat menempelpada permukaan papan planel.
Gambar 3. Papan Planel
5. Blok Model Dienes
Alat peraga ini dikembangkan oleh Zoltan P. Dienes yang bertujuan
memahami konsep dari bilangan dan nilai tempat. Blok model Dienes ini
dapat kita buat dari balok kayu.Untuk bilangan dasar 10 (sepuluh), blok
model Dienes ini terdiri atas satuan (berupa dadu kecil). Puluhan (berupa
batang), ratusan (berupa balok) dan ribuan (berupa kubus besar).
Gambar :
Gambar 4. Blok model Dienes
Cara Penggunaan Media Penjumlahan
1. Himpunan Benda Konkrit
Langkah-langkah pembelajaran atau aktivitas “3 + 2” :
a. Mulailah dengan menggunakan benda yang dikenal baik oleh siswamisalnya, lidi, sedotan dan lain-lain.
b. Setiap anak harus mempunyai benda tersebut, anak disuruh mengambil 3(tiga) lidi dan guru menunjukkan bahwa itu merupakan himpunanpertama dan menuliskan lambangnya di papan tulis
c. Anak disuruh mengambil 2 (dua) lidi dan guru menunjukkan bahwa itumerupakan himpunan ke dua dan menuliskan lambangnya di papan tulis
d. Guru menyuruh anak untuk menggabungkan kedua himpunan tadi lalumenghitung jumlahnya
e.Guru menuliskan tanda dan jumlahnya (3 + 2 = 5)
3 + 2 = 5
Gambar 5. Lidi “3 + 2 = 5”
f. Lakukanlah beberapa kali agar anak paham tentang konsep penjumlahandan gunakan berbagai macam benda agar anak tidak merasa bosan.
Aktivitas di atas dimaksudkan untuk mengajarkan atau menanamkankonsep penjumlahan sebagai gabungan dari dua himpunan. Penganekaanaktivitas ini sangat diperlukan untuk memantapkan penanaman konseppenjumlahan. Perlu ditekankan akan keberadaan benda konkrit dalammelaksanakan aktivitas ini. Kalau benda yang akan dijadikan sebagai alatbelajarnya adalah mainan, maka guru mengupayakan mainan itu secaranyata di depan siswa.
2. Tangga Garis Bilangan
Langkah-langkah pembelajaran atau aktivitas “3+2“ :
a. Guru menyuruh siswa A untuk menempelkan gambar orang pada tanggagaris bilangan dimulai dari 0 (nol). Guru menanyakan kepada siswa“berapa kotak satuan angkanya?”
Siswa: “3 (tiga) ”
b. Guru menyuruh siswa B untuk melakukan kegiatan pertama (kegiatan A)berapa siswa B melangkah ? siswa : “2 (dua)” siapakah yang paling jauh?
Siswa : “ siswa (A) “
c. Kemudian siswa C disuruh melangkah dari 0 (nol) sampai 3 (tiga) lalumelangkah lagi sampai ke 5 (lima). Apa yang terjadi ? (jawab : 3+2 = 5)
Gambar 6. Tangga garis bilangan “3 + 2 = 5”
Di sini dapat dilihat bahwa 3 + 2 = 5. Cobalah kepada beberapa anak,sehingga konsep penjumlahan akan tertanam dalam diri anak. Selain ituanak tidak merasa bosan karena di dalamnya anak ikut melakukan aktivitas.
3. Timbangan Bilangan atau Neraca Bilangan
Langkah-langkah pembelajaran atau aktivitas belajar “3+2” :
a. Perkenalkan timbangan bilangan pada anak beserta bagian-bagiannya
b. Ambillah satu keping anak timbangan letakkan posisi 3 (tiga) padasebelah kiri, kemudian ambil satu keping lagi pada posisi 2 (dua) sebelahkiri (dengan demikian timbangan tidak setimbang lagi), tangan-tangansebelah kiri ke bawah
c. Agar timbangan setimbang lagi maka kita harus menempatkan satukeping anak timbangan pada posisi 5 (lima) di tangan sebelah kanan. Inimenunjukkan 3 + 2 = 5
Gambar:
Gambar 7. Neraca Bilangan yang menunjukkan “3 + 2 = 5”
d. Apakah sama menyimpan satu keping timbangan pada posisi limadengan lima keping pada posisi satu ? jawab : “sama”Suruhlah anak yang lain untuk mencobanya, sehingga anak akanmenemukan sendiri konsep penjumlahan. Lakukanlah beberapa kali agarkonsep yang didapat dapat tertanam baik pada pikiran mereka dan tidakcepat hilang.
4. Papan Planel
Langkah-langkah pembelajaran atau aktivitas belajar “3+2” :
a. Kenalkan papan planel beserta cara penggunaannya
b. Suruhlah anak untuk menempelkan 3 buah gambar bintang padahimpunan di sebelah kiri
c. Suruhlah anak yang lain untuk menempelkan 2 gambar bintang padahimpunan sebelah kanan.
Gambar 8. Papan planel “3 + 2 = 5”
d. Gabungkan dua himpunan tersebut? Berapa jumlahnya? 3+2 = 5
Bentuklah beberapa kelompok, dan buatlah suatu permainan danberilah soal pada tiap kelompok, anggota pada kelompok harus bekerjasama sehingga semua ikut aktif dalam permainan itu. Guru hanyamembimbing saja, dan berilah penghargaan pada kelompok yang menang.
Dengan begitu anak akan menjadi senang dan tidak merasa bosan sehingga
konsep penjumlahan dapat diterima baik oleh siswa.
5. Balok Model Dienes
Langkah-langkah pembelajaran atau aktivitas mengajar “3+2” :
a. sediakan balok model Dienes yang berupa kayu dadu kecil (satuan)
b. anak disuruh mengambil 3 (tiga) balok, kemudian disuruh untukmengambil lagi 2 (dua) balok satuan
c. anak disuruh menghitung balok yang sudah diambil, guru sambilmenuliskan lambangnya dipapan tulis.
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa satuan waktu itu ada macam-macam
mulai dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan lain-lain.
Kali ini kita hanya akan membahas satuan detik, menit, dan jam.
Pasti kalian sudah tahu kan bahwa :
1 jam = 60 menit 1 menit = 60 detik
Sehingga 1 jam = 60 x 60 detik = 3600 detik
Kita dapat membuat tangga satuan sebagai berikut :
Jadi setiap turun satu anak tangga DIKALI 60 tetapi jika naik satu anak tanggaDIBAGI 60.
Sebagai contoh : 23 jam = … menit ??
23 jam = 23 x 60 menit = 138 menit.
7 jam = … detik ??
7 jam = 7 x 60 x 60 detik = 25200 detik. (Lihat dari jam ke detik turun DUA kali anak tangga, sehingga harus dikalikan dengan nilai 60 sebanyak 2 kali juga).
15 menit = … jam ??
25 menit = 15 : 60 jam = 0.25 jam.
3000 detik = … jam ??
8000 detik = 8000 : 60 : 60 jam = 2,22 jam. (Lihat dari detik ke jam naik DUA kali anak tangga, sehingga harus dibagi dengan nilai 60 sebanyak 2 kali juga).
Misalkan di tepi sungai terdapat dua ekor katak. Katak pertama melompat tiap 3 detik sekali, sedangkan katak yang ke- dua melompat tiap 4 detik sekali. Jika awalnya kedua katak tersebut melompat bersama-sama,
a.pada detik ke berapa saja kedua lampu akan berkedip secara bersama-sama?
b.pada detik ke berapa kedua lampu untuk pertama kalinya berkedip bersama?
Isilah tabel berikut dengan memberi tanda √ (check) pada tempat yang disediakan!
Katak
melompat pada detik ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
I
II
Dari tabel di atas,
a.Katak pertama akan melompat pada detik ke berapa saja?
b.Katak kedua akan melompat pada detik ke berapa saja?
c.Katak pertama dan katak kedua akan melompat bersamapada detik ke berapa saja?
d.Pada detik ke berapa katak pertama dan katak kedua untuk pertama kalinya melompat bersama-sama?